Menata Diri..

Ketika pikiran sedang berjalan kebelakang. Berusaha mengumpulkan hikmah yang terjadi atas segala yang pernah dialami, disitu saya bersyukur.

What happened in the past, made me, me in the present and would make me, me in the future.

Berawal dari masuk kedalam komunitas Institut Ibu Profesional. Dengan penuh rasa ingin tahu berawal dari nama institutnya, dan tugas-tugas yang kerap diunggah oleh member-membernya terdahulu, akhirnya saya memberanikan diri untuk mendaftar. Setelah melakukan pendaftaran, singkat cerita akhirnya saya bisa langsung hadir di kelas Matrikulasi. Niat saya di awal pada saat itu selain penasaran adalah, ingin berusaha menjadi lebih baik, berhubung saya ini adalah Ibu yang terbilang masih baru dan sangat butuh belajar banyak, siapa tahu ikhtiar ini sangat membantu.

Awal-awal sesi dimulai, tentu lah peraturan yang lebih dulu disosialisasikan sebelum ke materi. tata Tertibnya adalah kurang lebih sebagai berikut:

📚TATA TERTIB 📚

Prinsip di kelas ini adalah "Semua BOLEH, kecuali yang TIDAK BOLEH"

Maka kami akan menyampaikan hal-hal yang TIDAK BOLEH saja, selain hal ini diijinkan...

⛔ TIDAK diperkenankan di grup ini membicarakan hal-hal sbb :

1⃣Politik dan kritik pemerintah

2⃣Mempertajam perbedaan Suku, Agama, Ras dan Anggota Tubuh ( SARAT)

3⃣Fitnah dan ghibah (membicarakan kejelekan orang yg tidak ada di grup ini, dimana masalahnya kita belum tentu tahu kebenarannya)

4⃣ Khilafiyah ( perbedaan paham yang tidak ada ujungnya)

5⃣Memposting info materi/ berita, tanpa mencantumkan  sumber berita yg valid.

6⃣Memposting info seminar/parenting yg diselenggarakan oleh parpol dan underbow nya, atau info seminar yg kita bukan penyelenggaranya dan tidak tahu kebenaran event tsb.


Selain hal tsb di atas, berarti BOLEH

...

Awal-awal baca tata tertib tersebut agak kaget. Ups. Sebagai seorang wanita yang masih ada sisa-sisa kegadisannya (hehehe), jujur saya sering sekali komentar soal pemerintah dan juga tak jarang membicarakan kebenaran sifat kurang baik dari orang lain (ghibah). Dari situ saya coba untuk at least nggak melanggar di dalam grup deh.
And it works..

Bulan demi bulan berlalu saya mulai kerasan di IIP. Dampak positif tak hanya terjadi dalam kegiatan saya di dalam grup kelas/komunitas secara umum, tapi kedalam kehidupan sehari-hari. Dalam keseharian, saya otomatis mengurangi 'perhatian' saya terhadap aksi pemerintah dan juga tingkah laku orang lain. Walaupun saya gak memungkiri bahwa hal tersebut belum sepenuhnya hilang dari diri ini, tapi at least ada perubahan ke arah lebih baik.

Lama-lama saya sadar bahwa, dibandingkan mengomentari aksi pemerintah yang tak sesuai dengan keinginan masyarakatnya yang jumlahnya bejibun, lebih baik kita buat perubahan sendiri yang dimulai dari diri sendiri dan juga keluarga. Buat kontribusi positif dalam membangun keluarga dengan bonding yang kuat, yang senantiasa taat pada Allah SWT, dan Insya Allah akan selalu dimudahkan akan segala urusan.

Dan ketika ada hal yang kurang baik saya dapatkan ada dalam diri seseorang, saya kembali berkaca apakah saya pernah kurang baik seperti itu ataukah sebenarnya saya sedang kurang baik seperti itu atau bahkan lebih buruk lagi? Jika saya tak mampu mendekatinya dan mengoreksi apa yang terjadi padanya dengan baik, mungkin lebih baik saya diam dan mendoakan yang terbaik untuknya.

Saat ini tempat saya mencurahkan isi hati adalah suami saya dan juga Allah. Ketika ada hal yang kurang baik terjadi, saya hanya cerita apa adanya kepada beliau lalu meminta solusi atas apa yang harus saya lakukan saat itu dan kedepannya. Ketika semuanya sudah terasa lebih lega, saya bisa lanjutkan untuk berdoa kepada Allah.

Rasanya tenang.. dan penuh kesyahduan ketika dapat mengalirkan rasa kepada Sang Maha Pengasih.

Manusia tempatnya salah, saya pun masih terlalu banyak kesalahan. Namun saya ingin selalu naik level menjadi lebih baik paling tidak dari hari-hari kemarin, walaupun hanya sedikit.
Semoga Allah memudahkan langkah saya dan kita semua.



Background source: Pinterest
Words: rasa

No comments:

Post a Comment