Selama ini saya hanya memerhatikan kata-kata (verbal) dalam berkomunikasi
dengan suami dan anak, dengan harapan anak akan meniru kata-kata baik yang saya
utarakan dibandingkan kata-kata kurang baik yang kemungkinan ia dengar di luar
rumah. Juga dengan harapan bahwa suami akan selalu bisa bekerja sama dengan
saya dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Namun setelah belajar
komunikasi produktif di awal kelas Bunda Sayang, saya menyadari bahwa banyak
sekali aspek yang mendukung produktivitas sebuah komunikasi, yang bahkan
persentasenya lebih besar dari sekedar kata-kata.
Dari semenjak diberikannya tantangan 10 hari sampai saat ini, Alhamdulillah
saya masih berusaha mempraktekan semua indikator komprod yang saya butuhkan di
dalam keluarga, terkadang juga saya sharing kepada suami agar ia melakukan hal
yang sama terhadap saya dan Nara. Saya sadar, untuk menjadi orang tua terbaik
untuk Nara saya harus banyak praktek tentang komprod ini. Insya Allah dengan
kekuatan dari suami, saya bisa semakin semangat untuk melakukannya, begitu juga
dengan suami saya dengan harapan Nara bisa berkomunikasi dengan baik dengan
kami, dan juga orang lain. Semoga kedepannya, komunikasi produktif bisa menjadi
budaya dalam kehidupan kami, sehingga tidak perlu ada adegan kelupaan lagi. Hohoho
...
Lagi-lagi mood selalu jadi penyebab kurang produktifnya sebuah komunikasi.
Kalau mood sedang kurang baik, terkadang ego anak-anaknya muncul. Walaupun saya
tidak pernah menggunakan kata-kata kurang baik kepada suami, tapi intonasi
biasanya berubah, dan seketika bisa membuat suami saya sedikit bete juga kalau ‘tersulut’. Hehe Tapi
Alhamdulillah, seringkali mood kami tidak ‘terganggu’ secara bersamaan, jadi
salah satunya akan jadi penenang bagi pasangannya. J
...
Saatnya mengguakan bahasa cinta untuk mendukung komunikasi produktif ^^
Menurut pengamatan kami sebagai orang tua Nara, bahasa cinta yang paling
dominan pada Nara yaitu Sentuhan Fisik. Karena, seringkali Nara memeluk Unda
dan Ayahnya dengan tiba-tiba sebagai ekspresi sayangnya, atau juga dengan
meremas gemas tangan atau kaki kami sambil memperlihatkan ekspresi lucu. Ketika
Nara sedang sedih pun, seringnya minta dipeluk. Apalagi kalau tidur, dan
misalnya terbangun di tengah malam dengan kaget, Undanya langsung dicari dan
minta pelukan. Maka saya dan suami sering mengajak berpelukan ala Teletubbies untuk menambah kehangatan di
dalam rumah. :D
...
Yang lucu, suami suka nyindir-nyindir
kalau saya melakukan kesalahan atau ketika saya lagi super excellent. “Cieeee IIP” hehehe Karena suami sangat support, jadi ia
selalu koreksi atau memuji langsung atas apa yang saya lakukan. Alhamdulillah..
Salam Ibu Profesional,