20:19

Aliran Rasa Tantangan #1 Komunikasi Produktif

by , in
Selama ini saya hanya memerhatikan kata-kata (verbal) dalam berkomunikasi dengan suami dan anak, dengan harapan anak akan meniru kata-kata baik yang saya utarakan dibandingkan kata-kata kurang baik yang kemungkinan ia dengar di luar rumah. Juga dengan harapan bahwa suami akan selalu bisa bekerja sama dengan saya dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Namun setelah belajar komunikasi produktif di awal kelas Bunda Sayang, saya menyadari bahwa banyak sekali aspek yang mendukung produktivitas sebuah komunikasi, yang bahkan persentasenya lebih besar dari sekedar kata-kata.

Dari semenjak diberikannya tantangan 10 hari sampai saat ini, Alhamdulillah saya masih berusaha mempraktekan semua indikator komprod yang saya butuhkan di dalam keluarga, terkadang juga saya sharing kepada suami agar ia melakukan hal yang sama terhadap saya dan Nara. Saya sadar, untuk menjadi orang tua terbaik untuk Nara saya harus banyak praktek tentang komprod ini. Insya Allah dengan kekuatan dari suami, saya bisa semakin semangat untuk melakukannya, begitu juga dengan suami saya dengan harapan Nara bisa berkomunikasi dengan baik dengan kami, dan juga orang lain. Semoga kedepannya, komunikasi produktif bisa menjadi budaya dalam kehidupan kami, sehingga tidak perlu ada adegan kelupaan lagi. Hohoho

...

Lagi-lagi mood selalu jadi penyebab kurang produktifnya sebuah komunikasi. Kalau mood sedang kurang baik, terkadang ego anak-anaknya muncul. Walaupun saya tidak pernah menggunakan kata-kata kurang baik kepada suami, tapi intonasi biasanya berubah, dan seketika bisa membuat suami saya sedikit bete juga kalau ‘tersulut’. Hehe Tapi Alhamdulillah, seringkali mood kami tidak ‘terganggu’ secara bersamaan, jadi salah satunya akan jadi penenang bagi pasangannya. J

...

Saatnya mengguakan bahasa cinta untuk mendukung komunikasi produktif ^^
Menurut pengamatan kami sebagai orang tua Nara, bahasa cinta yang paling dominan pada Nara yaitu Sentuhan Fisik. Karena, seringkali Nara memeluk Unda dan Ayahnya dengan tiba-tiba sebagai ekspresi sayangnya, atau juga dengan meremas gemas tangan atau kaki kami sambil memperlihatkan ekspresi lucu. Ketika Nara sedang sedih pun, seringnya minta dipeluk. Apalagi kalau tidur, dan misalnya terbangun di tengah malam dengan kaget, Undanya langsung dicari dan minta pelukan. Maka saya dan suami sering mengajak berpelukan ala Teletubbies untuk menambah kehangatan di dalam rumah. :D

...

Yang lucu, suami suka nyindir-nyindir kalau saya melakukan kesalahan atau ketika saya lagi super excellent. “Cieeee IIP” hehehe Karena suami sangat support, jadi ia selalu koreksi atau memuji langsung atas apa yang saya lakukan. Alhamdulillah..


Salam Ibu Profesional,


Prita Annisa Utami




17:00

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 10)

by , in
Komunikasi Keluargaku (Day 10)

Komunikasi Produktif dengan Anak.



Tantangan ke 10 hari ini, kebetulan kami sekeluarga bersama Ayah dan Ibu saya berkunjung ke Jakarta untuk menghadiri Iftar bersama Keluarga Besar Ibu saya. Bukan perjalanan jauh pertama untuk Nara, jadi saya tak perlu khawatir Nara akan rewel selama di perjalanan.
Di tengah perjalanan, kami memutuskan untuk berhenti di rest area, untuk sholat dzuhur. Sesampainya di mesjid, Nara minta ikut sholat sedangkan saya sedang berhalangan, akhirnya Nara masuk ke mesjid bersama Tita-nya (Panggilan Nara untuk Ibu saya). Alhamdulillah Nara ikut sholat dengan baik, tidak gaduh dan tidak mengganggu orang lain. Sesekali Nara mengikuti gerakan makmum seperti halnya yang lain, sesekali Nara menyusul gerakan mereka. Hihi namanya juga anak kecil. Tapi Alhamdulillah keinginannya untuk sholat  dan juga berwudhu sebelum sholat sangat besar. Hal ini tenrunya harus saya fasilitasi terus sebagai orang tuanya.
Ketika keluar dari mesjid, tentunya saya memberi pujian dengan jelas

"Pinternya anak Unda, tadi sholat yaa sama Tita? Pinteeerr sholehaaa." lalu saya cium pipinya.

Nara terlihat senang setelah saya puji. Alhamdulillah, semoga bisa terus konsisten. Aamiin.

.....

Komunikasi Produktif dengan Suami.
Pagi ini sebelum berangkat ke Jakarta, saya ingat ada pekerjaan mengedit foto yang belum selesai dilakukan suami saya. Padahal sudah melebihi deadline kami. Dan kebetulan, suami sangat lelah pada saat itu karena malamnya ia habis begadang. Hmm sepertinya saya harus mencari waktu yang tepat untul bicarakan ini.
Akhirnya dapatlah momen tersebut,

"Yah, foto tea ada yang belum di edit lhoo lupa ya?" sambil nyengir.

"Oiaaa lupaa.. Sekarang sekarang yaa nda maafin."

Alhamdulillah, tugas selesai sebelum pergi jauh. :)

..

Hari ke sepuluh semakin berasa betapa berartinya komunikasi produktif bagi keluarga. Apalagi dampaknya untuk jangka panjang. Semoga Allah selalu mendampingi langkah kami untuk semakin harmonis di dalam keluarha kecil kami. Aamiin..

Salam Ibu Profesional,

Prita Annisa Utami

#level1
#Day10
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
16:36

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 9)

by , in
Komunikasi Keluargaku (Day 9)
Komunikasi Produktif dengan Anak.
Hari ini saya dan Nara dengan diantar oleh suami, hadir dalam acara Panggung Inspirasi yang diselenggarakan oleh Rumah Belajar Public Speaking IIP Bandung. Untuk membuat Nara anteng, saya mempersiapkan cemilan agar Nara lebih betah berada lama dalam acara itu. Alhamdulillah ada juga beberapa anak-anaknya peserta yang juga turut hadir membuat ramai suasana.
Ketika ditengah acara Nara makan coklat, saya mewantu-wanti Nara agar hati-hati memakan coklatnya agar tidak tumpah ke karpet. Sampai akhirnya beberapa lama, benar saja Nara menumpahkan gigitan coklat ke karpet. Hmm biasanya saya bilang "Yaa Nara kenapa ditumpahin siih sayang?"
Tapii mari kita fokus kepada solusi, bukan masalah.
"Yaahh tumpah, ayuk nak  kita ambil nanti keinjek sama orang."
Dan Nara pun membantu saya mengambil remah-remah coklat yang jatuh. Anak pinteeeer :)

.....

Komunikasi Produktif dengan Suami.
Ketika sebelum masuk aula, suami saya berpesan untuk keluar pada jam 11, karena khawatir terlambat sholat jumat.
Namun ketika jam 11 kurang, saya masih asik di dalam mendengarkan tutorial pemakaian jilbab yang didemonstrasikan oleh staff Rabbani, lalu akhirnya Nara minta poop. Selesai keluar dari kamar mandi, sudah jam 11.11, suami sudah kirim pesan dan saya buru-buru turun, dengan lift yang lama sekali datangnya.
Ketika sampai keluar, saya menemui suami saya yanh sudah cemas terlambat sholat jumat.
Hmm.. fokus kepada solusi.. Tapi minta maaf dulu.. :D
"Maaf yaa ayah.."
"Iya, hayu.."
Dengan segera, kami bergegas menuju motor dan tanpa berbasa-basi kami langsung pergi mencari mesjid yang paling mudah terjangkau. Alhamdulillah suami bisa sholat tepat waktu. :)

Salam Ibu Profesional,
Prita Annisa Utami

#level1
#Day9
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



13:32

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 8)

by , in
Komunikasi Keluargaku (Day 8)

Komunikasi Produktif dengan Anak.

Komprod dengan Nara tentunya harus selalu menggunakan intonasi yang halus dan ramah. Salah satu contohnya adalah ketika saya ingin mengajak Nara mandi. Terkadang ada saat dimana Nara sulit untuk diajak mandi, seperti pagi tadi, padahal segalanya telah dipersiapkan. Akhirnya saya mencoba memberikan pilihan,

“Nara mandinya mau sambil berdiri sama Unda disiram-siram tea, atau mau masuk ke ember besar sambil duduk berenang-renang?” (Dengan segala intonasi dan gerak tubuh agar Nara excited)

“Nyanya mau berenaaang..”

“Okeee siaap Ibu Kecil! Yuk..”

Akhirnyaa Nara masuk kamar mandi dengan hati ikhlas dan riang hehehe.
...

Ketika mandi, Nara bilang kalau dia nggak mau pakai shampoo (nggak mau keramas). Mungkin karena dia harus berhadapan dengan air yang masuk ke matanya. Lalu saya berusaha merefleksikan apa yang pernah terjadi,

“Tapi kan kalau Nara nggak keramas nanti kepalanya asem. Kaya waktu itu tuh, Nara lupa keramas terus rambutnya hmmm aceeemmm!” kata saya sambil ketawa. “Habis disiram nanti langsung lap mukanya pakai handuk yaa..”

Dan Alhamdulillah Nara mau keramas. :D

.....

Komunikasi Produktif dengan Suami.

Selepas sholat shubuh di mesjid, suami langsung menghampiri saya yang baru selesai tadarus, lalu mencurahkan ide-ide cemerlang berkaitan dengan bisnis online kami. Suami menjelaskan semuanya, dari A sampai Z sejelas-jelasnya, sambil saya juga ikut memberikan saran dan kritik jika ada hal yang dirasa kurang cocok. Dengan suasana yang pas, sama-sama fresh karena baru saja selesai beribadah, rasanya diskusi kami berjalan dengan lembut. Akhirnya muncullah sebuah hasil yang Insya Allah akan menjadi bekal langkah awal kami untuk maju ke babak yang baru. Bismillah..
...

Pagi menjelang siang, dimana matahari sudah menuju keatas, saya, suami dan Nara pergi ke Bank karena harus mengaktifkan mobile banking. Sesampainya disana, banyak hal yang terlupa:
1. Lupa mematikan mobile data, saya yang biasa pakai wifi dirumah, tiba-tiba keluar rumah tanpa paket data, otomatis pulsa reguler tersedot karena banyak notifikasi medsos yang masuk
2. Untuk mengaktifkan mobile banking, harus dilakukan di tempat (di Bank tsb) dan harus menggunakan paket data yang juga akan dibutuhkan untuk install aplikasi. jadi harus ke ATM dan isi pulsa lagi dan daftar paket lagi.

Sebenarnya sepele, tapi karena di luar sudah mulai panas cuacanya, dan kami harus standby diluar gedung karena sinyal yang cukup buruk. Dan hal ini agak sedikit berpengaruh ke mood suami saya. hehe

“Coba kalau tadi kita install aplikasinya dirumah, mungkin ngga akan kaya gini ya.. haha mana lemot lagi ini..” (karena kami lagi install aplikasinya)

(Fokus kepada solusi, bukan masalah..)

“Yaudah, udah kejadian juga. Sekarang mah kita langsung install aja terus beresin semuanya deh..” (berusaha rileks, sambil ngajak bercanda..)

Mood suami kembali sangat baik, dan Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar. J

.....

Sayangnya hanya bisa mendokumentasikan Nara ketika sudah selesai mandi dan rapi. Apalagi ketika di bank, rasanya nggak kepikiran untuk mendokumentasikan semuanya saking fokus sama komunikasinya. :D

Hari ke 8 berkomunikasi produktif, seruu. Masih harus terus dilatih konsistensinya. Bismillah..


Salam Ibu Profesional,


Prita Annisa Utami

#level1
#Day8
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



14:05

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 7)

by , in
Komunikasi Keluargaku (Day 7)

Komunikasi Produktif dengan Anak.

Hari ini komunikasi produktif tentu terjadi, karena setiap hari pasti terjadi. J Mengendalikan intonasi suara dengan menggunakan suara ramah, merupakan poin yang pasti selalu diterapkan dirumah, untuk kenyamanan Nara. Apalagi kalau sedang bercerita, intonasi yang berayun-ayun akan menghiasi rumah kami, ditambah ekspresi yang dilebihkan agar Nara responsif. Menyenangkan! :D
Hari ini tentu saja dimulai dari obrolan biasa mengenai apapun yang terjadi di sekitar kami, dari mulai ikat rambut Unda, Nara mandi, makan, lalu bersiap pergi ke posyandu dan kembali lagi kerumah sampai Nara tidur siang.

Menjadi Ibu haruslah selalu bahagia di depan anak, walaupun sedang kecewa. Yang terkadang cukup sulit adalah ketika mood sedang tidak baik, intonasi masih bisa diatur tapi bahasa tubuh tidak mendukung sehingga anak bertanya “Unda kenapa?”. Sedih rasanya, langsung saya ubah semuanya dan kembali menjadi Unda yang ceria untuk Nara..

Betapa penting intonasi untuk Nara, karena Nara akan sangat peka ketika ada sesuatu yang tak beres terjadi pada Undanya, dan tak sering berimbas kepada mood Nara juga. Bismillah, mulai dari hal kecil, mengatur emosi, untuk sesuatu yang besar bagi anak di masa yang akan datang. Semangat!

.....

Komunikasi Produktif dengan Suami.

Berpartner bisnis dengan suami (agak) baru-baru ini. Karena sesuatu hal, Izin Allah, maka suami membersamai saya di Tania.Hermosa, hijab online shop milik kami. Saya pikir, akan sangat mudah sekali menjalani semuanya dengan suami karena kami sudah cukup tau karakter satu sama lain. Tapi, karena FoR,FoE suami dan FoR, FoE saya berbeda, ditambah ini merupakan ranah pekerjaan, jadi banyak hal yang harus kami samakan persepsinya, dan juga selera. :D

Tantangan yang luar biasa, jadi banyak obrolan-obrolan berkualitas seputar bisnis dan jadi nyambung kemana-mana obrolannya luaas. Namun, satu hal yang selalu sama dan selalu jadi pengingat kami, bahwa Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Fokus minta dan taat sama Allah, nanti rezeki dan kesuksesan mengikuti, di dunia agar bisa bermanfaat bagi banyak orang, dan di akhirat sebagai kehidupan yang kekal. Hmm pasti baper kalau udah bicara soal Yang maha Segalanya, Allah SWT.
Semoga Rahmaan dan Rahiim Nya selalu dilimpahkan kepada kami sekeluarga. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Salam Ibu Profesional,


Prita Annisa Utami

#level1
#Day7
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip



14:04

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 6)

by , in
Komunikasi Keluargaku (Day 6)

Komunikasi Produktif dengan Anak.

Masih mencoba poin “Mengatakan yang diinginkan”, untuk memantapkan diri lagi dalam menerapkannya kepada anak secara konsisten.
Dan masih sama juga seperti kemarin, ketika saya menyuapi Nara sarapan. Nara malah jalan-jalan sambil ngunyah.

“Naraa, kalau makan kan kita duduk dulu, supaya nggak keselek ya? Mainannya dibawa aja kesini deket Unda.”

Alhamdulillah, Nara langsung duduk, tapi agak lama, berdiri lagi jalan lagi, diingatkan lagi,

“Naraa, lupa ya? Kan lagi makan.. Duduk yuk..” Kembalilah duduk anak cantiknya Unda.

Sebenarnya agak merasa salah tadi mendokumentasikan Nara makan, karena saya sedang menyuapi Nara dan malah sambil pegang HP untuk kebutuhan tugas BunSay. Maafin Unda yaa, Nara. :D

.....

Komunikasi Produktif dengan Suami.

Setelah subuh, suami saya membantu saya mengerjakan pekerjaan rumah yang banyak. Sedangkan saya merapikan kerudung-kerudung yang baru saja selesai dijahit dan siap untuk dipasarkan. Setelah itu kami bermain dengan Nara, seperti biasa kalau main sama Nara seru. Intonasi kami seperti intonasi guru TK yang berayun-ayun, mikim wajah yang super detail seperti bermain teater, belum lagi gestur kami yang menggambarkan apa yang sedang kami lakukan. Menyenagkan, rumahnya jadi seru. :D

Lalu siang ini kami berkolaborasi mengedit foto. Suami saya sebagai tangan yang mengatur kemana kursor melangkah di photoshop, dan saya sebagai mata untuk melihat bagaimana gambar di edit seperti yang saya inginkan. ^^
Sudah hari ke enam, rasanya ingin coba poin lainnya. Semoga poin yang sebelumnya bisa terus konsisten. Aamiin..

Salam Ibu Profesional,


Prita Annisa Utami

#level1
#Day6
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip





15:37

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 5)

by , in
Komunikasi Keluargaku (Day 5)

Komunikasi Produktif dengan Anak (Mengatakan yang diinginkan)

Di pagi hari ketika saya hendak menyuapi Nara sarapan, Nara sedang asyik dengan tasnya dan berlari-lari. Tentu saja saya hendak melarangnya karena ia sedang makan, khawatir nantinya tersedak. Saya katakan,

“Naraa, kan lagi makan.. Kita duduk yuk. Sini duduk di playmat sebelah Unda. Hehe lupaa ya?”

Lalu duduklah Nara dengan senyuman ceria yang masih membekas setelah lari-lari tadi, sambil mengunyah makanannya. Hihi dasaar lucuuu. :D

...

Yang kedua ketika Nara sedang membuka bukunya. Mengingat kejadian hari Minggu kemarin, ketika Nara dengan “iseng”nya menyobek satu lembar buku ensiklopedia hewan. Disaat orang-orang sekitar Nara “agak panik” saat Nara merobek, Nara malah dengan sengaja melanjutkannya.
Maka di siang tadi, saya ingatkan Nara lagi.

“Nara, bukunya jangan disobek yaa.. Kan sayang bukunya bagus, dikasih ateu. Nanti ateunya sedih kalau bukunya disobek.”

Masih ada kata larangan. Saya belum menemukan kalimat yang tepat pada saat itu, jadi saya masih menggunakan kalimat ketidakinginan saya agar Nara tidak merobek bukunya.

Hmm sepertinya poin ini masih harus terus dilatuh sampai “khatam”.. Semangaat!!

.....

Kali ini, saya berkomunikasi produktif biasa dengan suami saya. Sepertinya datar-datar saja, entah karena saya yang sedang terlalu memikirkan banyak hal. Sampai-sampai saya mendapat siraman rohani segar darinya. Alhamdulillah selalu fresh pada akhirnya. (Clear and Clarify, menjelaskan apa yang ada di pikiran saya, yang membuat tidak fokus, dan suami mengembalikan kebingungan saya menjadi sebuah semangat yang baru)

Saya merasa saya sedang berkomunikasi produktif cukup intensif pada diri saya sendiri hari ini.
Membangun bisnis online shop bukan hal yang mudah, apalagi sebagai sumber kehidupan kami satu-satunya untuk saat ini (dimulai ketika saya dan suami memutuskan untuk jalan berdua disini). Setiap bulannya kami harus berpikir keras bagaimana caranya agar produk dapat diterima dengan baik, dengan harapan perkembangan yang pesat mengiringi langkah kami untuk meraih banyak manfaat.

Seketika saya istighfar, mohon ampun dan memohon sama Allah agar diberi ketenangan. Seketika saya flashback betapa saya sudah diberikan banyak sekali kenikmatan yang mungkin belum pernah orang lain rasakan. Saya berusaha terus memantaskan diri, mencari perhatian Allah agar bisa selalu dapat perhatian Allah juga. Saya harus lebih tawakal, dan terus berdoa padanya dengan tidak menuhankan pekerjaan saya. Seperti yang saya baca dalam medsosnya Ust. Yusuf Mansur hari ini, kurang lebih adalah bahwa ketika kita ingin jual rumah misalnya, jangan jadi pusing terus gimana caranya supaya rumah terjual, karena khawatir nggak bisa menyekolahkan anak. Itu pemikiran yang salah, karena rezeki datangnya dari Allah, jadi fokus mintanya sama Allah untuk kehidupan, untuk anak sekolah, dll.

Yaa Allah saya berasa sangat ditegur, dan merasa diberikan petunjuk melalu iseng-iseng scrolling timeline instagram. Alhamdulillah..
Semoga saya bisa terus berkomunikasi produktif bukan hanya kepada suami dan anak, melainkan juga kepada diri sendiri dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup yang Allah berikan.
Aamiin..


Salam Ibu Profesional,

Prita Annisa Utami

#level1
#Day5
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif

#kuliahbunsayiip




15:29

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 4)

by , in
Komunikasi Keluargaku (Day 4)

Komunikasi Produktif dengan Anak (Mengatakan yang diinginkan)

Sahur hari ini Nara bangun lagi. Namun ada perbedaan, kali ini Nara tiba-tiba menangis kencang ketika bangun tidur lalu memanggil Undanya. Spontan saya masuk ke kamar untuk melihatnya.
“Naraaa, kok nangis? Kenapa sayang? Kita keluar yuk, kita becanda-becanda supaya Nara seneng..”
Lalu ia minta digendong, kebetulan saya mau menyiapkan makan sahur juga, akhirnya saya pakai baby carrier.

“Nara mau ikut masak sahur sama Unda? Tapi senyum duluu..” dan tersenyumlah anak manis Unda.

Alhamdulillah.. bisa menenangkan Nara yang mungkin bermimpi kurang baik tadi, dengan memintanya tersenyum agar tidak menangis dan bersedih lagi.

...

Selesai makan sahur, Nara minta kolak pisang, kesukaannya. Setelah saya ambilkan, saya meminta Nara untuk duduk di matras bermainnya, karena apabila di lantai khawatir akan pecah, sedangkan Nara meminta di gelas beling karena ukurannya yang lebih besar.

“Duduknya di playmat  yaa, supaya empuk..”

“Kalau disana nanti pecah, beling..”

“Iyaa, pinter anak Unda..” ^^

.....

Komunikasi Produktif dengan Suami (Kaidah 7-38-55)

Hari ini saya dan suami ada jadwal pemotretan untuk bisnis hijab online kami. Yaa, foto biasa alakadarnya menggunakan HP dan berlokasi di teras rumah. Seperti biasa saya meminta suami saya dengan bahasa intonasi dan bahasa tubuh yang menyenangkan agar mood  kami juga ikut baik saat pemotretan berlangsung, karena dibutuhkan tenaga yang lumayan juga walaupun hanya sekedar berfoto.

Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Insya Allah foto-foto baru siap di unggah. ^^
Hari keempat berkomunikasi produktif. Harus tetap semangat, Insya Allah..


Salam Ibu Profesional,


Prita Annisa Utami

#level1
#Day4
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip








13:50

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 3)

by , in
Komunikasi Keluargaku (Day 2)


Komunikasi Produktif dengan Anak (Mengatakan yang diinginkan)

Ketika Nara bangun tidur pagi ini, saya ingin mensugestikan sesuatu hal yang saya inginkan ketika Nara melakukan sesuatu di malam kemarin. Tanggal 3 Juni kemarin, Nara sedang bermain dengan Adzkiya dan berebut ingin naik timbangan, sampai akhirnya Nara mendorong Adzkiya dimana posisi Adzki kurang stabil dan akhirnya terjatuh dan menangis. Spontan saya kaget, waduuh jangan sampai seperti ini lagi. Yaa, namanya juga anak kecil mungkin yaa nggak sengaja. Tapi saya berusaha ingin menanamkan pada Nara bahwa mendorong seseorang itu tidak baik, dan saya tidak ingin Nara melakukannya lagi. Sebelum tidur saya sudah berikan Nara kata-kata produktif agar ia lebih berhati-hati lagi.

Ketika bangun pagi tadi, ketika bangun tidur dan mood dia sedang stabil yang biasanya bisa menyerap sesuatu lebih mudah, saya ‘ingatkan’ lagi pada Nara.
“Nara, nanti kalau main sama Ceceu, disayang yaa ceceunya. Kalau berebut mainan kan bisa gantian..”
“Nyanya duluu..”

“Iya Nara dulu boleh, tapi kalau ceceu nya nangis, Nara mengalah ya? Gantian ceceu yang duluan. Nanti sesudahnya Nara lagi, deh. Pinter yaa sayang.” (Sambil saya peluk dan cium)

“Jangan dorong-dorong ceceu yah..” kata Nara.

“Iya disayang aja yaa sayang.. Kan harus sayang sama saudara.”

...

Yang kedua di pagi hari menjelang siang, ketika saya baru selesai menyetrika. Nara ingin main setrikanya, (sudah dalam keadaan dingin) namun Nara menarik kabelnya bukan pegangan setrikanya.

“Yang diambil itu ininya sayang (pegangannya). Kalau kabelnya yang ditarik nanti putus..”

Langsung Nara ubah caranya. :D

Semoga kedepannya komunikasi produktif tentang hal ini bisa melekat di hati dan pikiran Nara. J

.....

Komunikasi Produktif dengan Suami (Kaidah 7-38-55)

Sama-sama berkaitan dengan kejadian malam kemarin. Saya janji kepada suami untuk melakukan suatu tugas, tapi sayanya malah ketiduran ketika ngelonin anak. Sebenarnya hal sepele, suami saya nungguin saya untuk menemani saya mengerjakannya, tapi ternyata saya malah ketiduran. Jadi sayanya yang merasa nggak enak. Esoknya pas bangun untuk sahur, saya bangunkan suami saya. Lalu ketika ia keluar kamar saya minta maaf.

(Hmm sepertinya meminta maaf merupakan cara yang mudah untuk melakukan kaidah 7-38-55 ini, karena kita akan ‘merayu’ orang yang telah kita buat salah, supaya dimaafkan. Maka biasanya kita akan mencari kalimat terbaik, intonasi terbaik dan bahasa tubuh terbaik. *CMIIW :D)

Maka saya meminta maaf kepada suami saya sambil memeluknya. Dan benar saja, ini hal yang cukup sepele, karena suami juga biasa aja katanya, sayanya saja yang agak berlebihan.

Tapi meminta maaf itu bukan suatu kesalahan, kan? J Insya Allah malah akan menambah keharmonisan. :D


Alhamdulillah.. Baru masuk hari ketiga sudah mulai bisa mengontrol diri untuk selalu berkomunikasi produktif sesuai poin yang paling dibutuhkan. Semoga bisa terus konsisten dan berdampak baik untuk yang tersayang. Aamiin.


Salam Ibu Profesional,

Prita Annisa Utami

#level1
#Day3
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif

#kuliahbunsayiip





15:27

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 2)

by , in
Komunikasi Keluargaku (Day 2)

Komunikasi Produktif dengan Anak (Mengatakan yang diinginkan)

Pagi tadi Nara lagi main uang-uangan milik sepupunya, Adzkiya. Nara memanggilnya Ceceu. Nara bilang bahwa itu uang-uangan milik ceceu, tapi Nara nggak mau mengembalikannya. Tentu saya tidak ingin ia seperti itu, saya berharap Nara mengembalikan uang-uangan tersebut.

“Uangnya harus dikembalikan, kan Nara pinjam. Kan kalau pinjam harus dikembalikan...”

“Nggak mauu..”

“Coba kalau barang Nara dipinjam Ceceu, terus nggak dikembalikan. Nara mau nggak..?”

“Nggak mauu..”

“Berarti harus dikembalikan ya?”

Jeda sejenak seperti biasanya.........

“Kembaliin ke Ceceu ya..” kata Nara dengan nada lembut mengikuti nada Unda. (Alhamdulillaaahh)

...

Lalu di siang hari, ketika Nara sedang ngemil anggur, saya berikan Nara satu wadah berisi anggur, dan satu wadah lagi untuk menaruh biji. Lalu beberapa lama Nara melepeh kulit anggur yang membuat kunyahannya tidak nyaman, dan ia taruh di wadah yang berisi anggur. Hampir saya bilang “Jangan ditaruh disitu....” namun tidak jadi, :D akhirnya...

“Nara, kalau biji, sama kalau mau lepeh, taruhnya di piring yang ini yaa, kalau yang satu lagi kan untuk anggur yang bersih, ok?”

“Ok.” Lalu Nara memindahkan kulit anggur tersebut ke wadah yang semestinya.

^^

.....


Komunikasi Produktif dengan Suami (Kaidah 7-38-55)
Izin Allah, hari ini saya mendapatkan tantangan baru dari Allah, tantangan untuk saya yang tentu saja menjadi tantangan untuk suami saya juga. Tantangan yang belum pernah kami temui, dan justru disinilah menariknya sebuah tantangan.

Ketika saya pertama kali mendapatkan kabar yang kurang enak tersebut, saya berpikir bagaimana cara saya menyampaikannya kepada suami saya. Mengingat karakter kami yang agak mirip, yaitu ketika ada sesuatu yang kurang menyenangkan untuk kami, kami bisa langsung drop mood-nya. Saya langsung menenangkan diri, ambil wudhu lalu shalat dhuha. Setelah dirasa tenang, saya rebahan di kasur, dan datanglah suami saya menghampiri.

“Kontrol wajaaaah..” kata saya dalam hati ke diri saya sendiri.”

“Yah, baca ini deh..” kata saya kepada suami saya sambil tersenyum (Berusaha menutupi bahwa si sesuatu itu nggak sedih-sedih amat. Bahwa saya nggak down, padahal dalam hati.. hehe Berusaha menahan emosi yang sebenernya sudah sangat berkurang banyak setelah shalat tadi)

Lalu suami saya ikut rebahan di samping saya. Raut wajahnya tenang. Biasanya ia akan sedikit marah, tapi sekarang tidak. Ia tampak tenang.

“Hmm gimana caranya yaa?” (Untuk menyelesaikan tantangan ini. Dan berlanjut dengan diskusi kami yang masih selalu berlangsung tenang.)
Alhamdulillah ditemukan beberapa jalan untuk menyelesaikannya. Dan terakhir suami saya memeluk dan membelai saya,

“Tenang Nda, ada Allah. Kita minta sama Allah.” Sambil senyum.

Waaahh saya luluh dan lebih tenang setelah merasakan sikap manis dan tenang dari suami saya yang juga menerapkan kaidah 7-38-55. ^^ Alhamdulillah..
Tidak ada dokumentasi dalam percakapan kali ini, karena kami terlalu fokus dengan tantangan tersebut.

Hari kedua berkomunikasi produktif. Semoga bisa selalu konsisten. Aamiin..


Salam Ibu Profesional,

Prita Annisa Utami

#level1
#Day2
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip







16:31

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Day 1)

by , in
Komunikasi Keluargaku

Bismillahirrahmaanirrahiim..

Saya masih punya kendala dalam melarang anak saya, Nara untuk melakukan sesuatu. Terkadang masih ada kata ‘jangan’ yang mencerminkan bahwa saya tidak menginginkan Nara melakukan hal tersebut.
Menurut poin C dalam komunikasi produktif dengan anak, kita semestinya mengatakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan agar output nya bagus ke anak kita sebagai gaya komunikasi yang baik. Dan poin inilah yang masih menjadi PR saya dalam berkomunikasi dengan Nara.

Contohnya di hari ini tanggal 1 Juni 2017, terdapat beberapa hal yang Nara lakukan dan saya tidak ingin ia melakukannya, untuk kebaikannya. Alhamdulillah saya berhasil menggunakan kalimat produktif.
Selepas sahur, Nara menggosok hidungnya dengan kencang karena gatal. Saya bisa saja mengatakan “Jangan garuk kencang-kencang atuh”, namun saya mencoba memilih

“Gatal ya? Kalau digaruk kencang-kencang nanti sakit hidungnya. Pelan-pelan aja ya. Kayak gini..” (Sambil saya contohkan mnggosok perlahan.)

...

Yang kedua selepas shubuh. Nara melihat ada earphone dan handphone Undanya di kasur. Seketika Nara ambil lalu mencolokkan earphone tersebut ke HP, lalu dicopot lagi, dicolokkan lagi, berulang kali, beberapa kali. Saya melihatnya langsung otomatis,

“Jangan dilepas pasang sayang nanti rusak.”

Ups, saya kelupaan lagi, saya malah mengutarakan apa yang tidak saya inginkan, bukan apa yang saya inginkan. Akhirnya saya koreksi,

“Kalau bolak-balik dilepas pasang earphone nya, nanti rusak. Cukup satu kali aja ya, Nara maunya dilepas atau dipasang?”

“Dipasang aja.”

“Yaudah kita pasang ya.. Begini aja yaa..” J

Alhamdulillah Nara paham dan langsung mengikuti arahan saya; saya menginginkan earphone tersebut cukup dipasang satu kali saja, tidak bolak-balik. Karena ketika saya bilang ‘jangan’ tadi diawal, Nara cenderung sengaja untuk melakukannya lagi. Tapi ketika saya beri penjelasan dengan kalimat produktif, ia otomatis memahaminya dengan baik.

...

Yang terakhir di siang hari ketika Nara sedang asyik bermain dengan saya. Tiba-tiba Nara 'pupup' di popoknya, lalu saya memintanya untuk ke kamar mandi bersama saya untuk dibersihkan. Tapi Nara bilang,

“Nggak mau nyanya mau main aja.”

“Lho kok gitu? Unda mau main sama Nara tapi sesudah kita bersihin pupnya ya.”

“Nggak mau mau main aja.”

“Iya sayang nanti sesudah bersihin pup, kita main lagi. Tapi bersihin pupnya dulu, ya?”

Jeda 1 menit tidak ada jawaban.. Akhirnya Nara membuka celananya sendiri dan mengajak saya ke kamar mandi. ^^

Hmm ternyata asik juga yaa berkomunikasi produktif :D

.....

Komunikasi produktif dengan Suami.

Saya dan suami sebenarnya satu tipe. Kami memiliki sifat yang cenderung sama. Tapi, biasanya badmood datang disaat yang berbeda, jadi salah satunya bisa mengajak bicara lalu menyelesaikan bumbu-bumbu cinta kami hehe
Tapi tantangannya, (bukan ‘masalah’ tapi ‘tantangan’ hehe) ketika kami dilanda badmood yang berbarengan, nggak ada yang mau menghampiri malah saling minta dihampiri. hehehe

Jadi saya rasa poin penting yang saya dan suami harus pelajari terlebih dahulu adalah yang ketiga, yaitu Kaidah 7-38-55.
“Dimana komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude), aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi. Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%)” – Albert Mehrabian.

Ketika mood sedang terguncang, kata-kata masih bisa kita keluarkan dengan bahasa yang baik. Tapi intonasi dan bahasa tubuh biasanya tidak bisa berbohong. Maka ketika mood keduanya sedang tidak beres, kami harus rileks agar emosi mereda dan nalar bisa berfungsi dengan baik.

Sepulang sholat Subuh di mesjid, Suami saya cukup lelah karena hari kemarinnya, tanggal 30 Mei cukup sibuk dan pulang agak larut. Saya ingin minta tolong suami saya untuk mengisi konten di Instagram bisnis kerudung kami, karena sudah dua hari kosong, tidak ada posts untuk dibagikan ke followers. Saya coba gunakan bahasa, intonasi dan bahasa tubuh yang menyenangkan agar dapat diterima dengan baik oleh suami saya yang sedang lelah itu.

(Sambil merangkul suami) “Yah, nanti jangan lupa post konten di Instagram tea yaa, belum ada postingan baru lagi nih, supaya nggak sepi. Hehe”

Saya selalu berusaha hati-hati agar ia tidak merasa ‘diperintah’ oleh saya.

“Oke, tapi ayah tidur dulu yaa. Sebentaaar aja biar fresh. Pasti dikerjain kok kan hari ini full dirumah.”

Sempat kecewa, karena saya ingin semuanya dikerjakan pada saat itu juga supaya nggak mundur lagi waktunya. Tapi saya berusaha memahami bahwa suami saya kalau lagi super lelah memang harus tidur dulu sejenak, baru bisa fokus bekerja setelahnya. (FoE suami)
Dan respon suami saya atas permintaan saya pun menyenangkan, ia menjawabnya sambil membelai rambut saya untuk mendapatkan pengertian dari saya. Yaaa akhirnya luluh juga deeeh hihi

Akhirnya saya melanjutkan pekejaan yang bisa saya lakukan; pekerjaan bagian saya, dan tidur belakangan karena saya tipenya nggak bisa tidur kalau ada hutang ‘kerjaan’ hehe (FoE saya)

Setelah suami bangun, barulah kami lanjutkan bekerja berdua. J

Semoga selalu istiqomah berkomunikasi produktif bersama keluarga tersayang.. Aamiin

Salam Ibu Profesional,


Prita Annisa Utami

#level1
#Day1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip