Komunikasi Keluargaku (Day 2)
Komunikasi Produktif dengan Anak (Mengatakan yang diinginkan)
Pagi tadi Nara lagi main uang-uangan milik sepupunya,
Adzkiya. Nara memanggilnya Ceceu. Nara
bilang bahwa itu uang-uangan milik ceceu, tapi Nara nggak mau mengembalikannya.
Tentu saya tidak ingin ia seperti itu, saya berharap Nara mengembalikan
uang-uangan tersebut.
“Uangnya harus dikembalikan, kan Nara pinjam. Kan kalau
pinjam harus dikembalikan...”
“Nggak mauu..”
“Coba kalau barang Nara dipinjam Ceceu, terus nggak
dikembalikan. Nara mau nggak..?”
“Nggak mauu..”
“Berarti harus dikembalikan ya?”
Jeda sejenak seperti biasanya.........
“Kembaliin ke Ceceu ya..” kata Nara dengan nada lembut
mengikuti nada Unda. (Alhamdulillaaahh)
...
Lalu di siang hari, ketika Nara sedang ngemil anggur, saya
berikan Nara satu wadah berisi anggur, dan satu wadah lagi untuk menaruh biji.
Lalu beberapa lama Nara melepeh kulit
anggur yang membuat kunyahannya tidak nyaman, dan ia taruh di wadah yang berisi
anggur. Hampir saya bilang “Jangan ditaruh disitu....” namun tidak jadi, :D
akhirnya...
“Nara, kalau biji, sama kalau mau lepeh, taruhnya di piring
yang ini yaa, kalau yang satu lagi kan untuk anggur yang bersih, ok?”
“Ok.” Lalu Nara memindahkan kulit anggur tersebut ke wadah
yang semestinya.
^^
.....
Komunikasi Produktif dengan Suami (Kaidah 7-38-55)
Izin Allah, hari ini saya mendapatkan tantangan baru dari
Allah, tantangan untuk saya yang tentu saja menjadi tantangan untuk suami saya
juga. Tantangan yang belum pernah kami temui, dan justru disinilah menariknya sebuah
tantangan.
Ketika saya pertama kali mendapatkan
kabar yang kurang enak tersebut, saya berpikir bagaimana cara saya
menyampaikannya kepada suami saya. Mengingat karakter kami yang agak mirip,
yaitu ketika ada sesuatu yang kurang menyenangkan untuk kami, kami bisa
langsung drop mood-nya. Saya langsung
menenangkan diri, ambil wudhu lalu shalat dhuha. Setelah dirasa tenang, saya
rebahan di kasur, dan datanglah suami saya menghampiri.
“Kontrol wajaaaah..” kata saya dalam hati ke diri saya
sendiri.”
“Yah, baca ini deh..” kata saya kepada suami saya sambil
tersenyum (Berusaha menutupi bahwa si sesuatu itu nggak sedih-sedih amat. Bahwa saya nggak down, padahal dalam hati.. hehe Berusaha
menahan emosi yang sebenernya sudah sangat berkurang banyak setelah shalat
tadi)
Lalu suami saya ikut rebahan di samping saya. Raut wajahnya
tenang. Biasanya ia akan sedikit marah, tapi sekarang tidak. Ia tampak tenang.
“Hmm gimana caranya yaa?” (Untuk menyelesaikan tantangan
ini. Dan berlanjut dengan diskusi kami yang masih selalu berlangsung tenang.)
Alhamdulillah ditemukan beberapa jalan untuk
menyelesaikannya. Dan terakhir suami saya memeluk dan membelai saya,
“Tenang Nda, ada Allah. Kita minta sama Allah.” Sambil senyum.
Waaahh saya luluh dan lebih tenang setelah merasakan sikap
manis dan tenang dari suami saya yang juga menerapkan kaidah 7-38-55. ^^
Alhamdulillah..
Tidak ada dokumentasi dalam percakapan kali ini, karena kami terlalu fokus dengan tantangan tersebut.
Hari kedua berkomunikasi produktif. Semoga bisa selalu konsisten. Aamiin..
Salam Ibu Profesional,
Prita Annisa Utami
#level1
#Day2
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
No comments:
Post a Comment