Aliran Rasa Tantangan #1 Komunikasi Produktif

Selama ini saya hanya memerhatikan kata-kata (verbal) dalam berkomunikasi dengan suami dan anak, dengan harapan anak akan meniru kata-kata baik yang saya utarakan dibandingkan kata-kata kurang baik yang kemungkinan ia dengar di luar rumah. Juga dengan harapan bahwa suami akan selalu bisa bekerja sama dengan saya dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Namun setelah belajar komunikasi produktif di awal kelas Bunda Sayang, saya menyadari bahwa banyak sekali aspek yang mendukung produktivitas sebuah komunikasi, yang bahkan persentasenya lebih besar dari sekedar kata-kata.

Dari semenjak diberikannya tantangan 10 hari sampai saat ini, Alhamdulillah saya masih berusaha mempraktekan semua indikator komprod yang saya butuhkan di dalam keluarga, terkadang juga saya sharing kepada suami agar ia melakukan hal yang sama terhadap saya dan Nara. Saya sadar, untuk menjadi orang tua terbaik untuk Nara saya harus banyak praktek tentang komprod ini. Insya Allah dengan kekuatan dari suami, saya bisa semakin semangat untuk melakukannya, begitu juga dengan suami saya dengan harapan Nara bisa berkomunikasi dengan baik dengan kami, dan juga orang lain. Semoga kedepannya, komunikasi produktif bisa menjadi budaya dalam kehidupan kami, sehingga tidak perlu ada adegan kelupaan lagi. Hohoho

...

Lagi-lagi mood selalu jadi penyebab kurang produktifnya sebuah komunikasi. Kalau mood sedang kurang baik, terkadang ego anak-anaknya muncul. Walaupun saya tidak pernah menggunakan kata-kata kurang baik kepada suami, tapi intonasi biasanya berubah, dan seketika bisa membuat suami saya sedikit bete juga kalau ‘tersulut’. Hehe Tapi Alhamdulillah, seringkali mood kami tidak ‘terganggu’ secara bersamaan, jadi salah satunya akan jadi penenang bagi pasangannya. J

...

Saatnya mengguakan bahasa cinta untuk mendukung komunikasi produktif ^^
Menurut pengamatan kami sebagai orang tua Nara, bahasa cinta yang paling dominan pada Nara yaitu Sentuhan Fisik. Karena, seringkali Nara memeluk Unda dan Ayahnya dengan tiba-tiba sebagai ekspresi sayangnya, atau juga dengan meremas gemas tangan atau kaki kami sambil memperlihatkan ekspresi lucu. Ketika Nara sedang sedih pun, seringnya minta dipeluk. Apalagi kalau tidur, dan misalnya terbangun di tengah malam dengan kaget, Undanya langsung dicari dan minta pelukan. Maka saya dan suami sering mengajak berpelukan ala Teletubbies untuk menambah kehangatan di dalam rumah. :D

...

Yang lucu, suami suka nyindir-nyindir kalau saya melakukan kesalahan atau ketika saya lagi super excellent. “Cieeee IIP” hehehe Karena suami sangat support, jadi ia selalu koreksi atau memuji langsung atas apa yang saya lakukan. Alhamdulillah..


Salam Ibu Profesional,


Prita Annisa Utami




No comments:

Post a Comment