Komunikasi Keluargaku (Day 2)
Komunikasi Produktif dengan Anak (Mengatakan yang diinginkan)
Ketika Nara bangun tidur pagi ini, saya ingin mensugestikan
sesuatu hal yang saya inginkan ketika Nara melakukan sesuatu di malam kemarin.
Tanggal 3 Juni kemarin, Nara sedang bermain dengan Adzkiya dan berebut ingin
naik timbangan, sampai akhirnya Nara mendorong Adzkiya dimana posisi Adzki
kurang stabil dan akhirnya terjatuh dan menangis. Spontan saya kaget, waduuh
jangan sampai seperti ini lagi. Yaa, namanya juga anak kecil mungkin yaa nggak
sengaja. Tapi saya berusaha ingin menanamkan pada Nara bahwa mendorong
seseorang itu tidak baik, dan saya tidak ingin Nara melakukannya lagi. Sebelum
tidur saya sudah berikan Nara kata-kata produktif agar ia lebih berhati-hati
lagi.
Ketika bangun pagi tadi, ketika bangun tidur dan mood dia
sedang stabil yang biasanya bisa menyerap sesuatu lebih mudah, saya ‘ingatkan’
lagi pada Nara.
“Nara, nanti kalau main sama Ceceu, disayang yaa ceceunya. Kalau berebut mainan kan bisa
gantian..”
“Nyanya duluu..”
“Iya Nara dulu boleh, tapi kalau ceceu nya nangis, Nara mengalah ya? Gantian ceceu yang duluan. Nanti sesudahnya Nara lagi, deh. Pinter yaa
sayang.” (Sambil saya peluk dan cium)
“Jangan dorong-dorong ceceu
yah..” kata Nara.
“Iya disayang aja yaa sayang.. Kan harus sayang sama
saudara.”
...
Yang kedua di pagi hari menjelang siang, ketika saya baru
selesai menyetrika. Nara ingin main setrikanya, (sudah dalam keadaan dingin)
namun Nara menarik kabelnya bukan pegangan setrikanya.
“Yang diambil itu ininya sayang (pegangannya). Kalau
kabelnya yang ditarik nanti putus..”
Langsung Nara ubah caranya. :D
Semoga kedepannya komunikasi produktif tentang hal ini bisa
melekat di hati dan pikiran Nara. J
.....
Komunikasi Produktif dengan Suami (Kaidah 7-38-55)
Sama-sama berkaitan dengan kejadian malam kemarin. Saya
janji kepada suami untuk melakukan suatu tugas, tapi sayanya malah ketiduran
ketika ngelonin anak. Sebenarnya hal
sepele, suami saya nungguin saya untuk menemani saya mengerjakannya, tapi
ternyata saya malah ketiduran. Jadi sayanya yang merasa nggak enak. Esoknya pas
bangun untuk sahur, saya bangunkan suami saya. Lalu ketika ia keluar kamar saya
minta maaf.
(Hmm sepertinya meminta maaf merupakan cara yang mudah untuk
melakukan kaidah 7-38-55 ini, karena kita akan ‘merayu’ orang yang telah kita
buat salah, supaya dimaafkan. Maka biasanya kita akan mencari kalimat terbaik,
intonasi terbaik dan bahasa tubuh terbaik. *CMIIW :D)
Maka saya meminta maaf kepada suami saya sambil memeluknya.
Dan benar saja, ini hal yang cukup sepele, karena suami juga biasa aja katanya,
sayanya saja yang agak berlebihan.
Tapi meminta maaf itu bukan suatu kesalahan, kan? J Insya Allah malah akan
menambah keharmonisan. :D
Alhamdulillah.. Baru masuk hari ketiga sudah mulai bisa mengontrol diri untuk selalu berkomunikasi produktif sesuai poin yang paling dibutuhkan. Semoga bisa terus konsisten dan berdampak baik untuk yang tersayang. Aamiin.
Salam Ibu Profesional,
Prita Annisa Utami
#level1
#Day3
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
No comments:
Post a Comment