Fitrah Seksualitas Anak - Day 1

Alhamdulillah..



Benar-benar di waktu yang tepat, Unda, beserta dua rekan lainnya, Teh Leti dan Teh Maya berhasil menyelesaikan presentasi Fitrah Seksualitas Anak di urutan pertama.

Berikut kami cantumkan resume tanya jawab dengan teman-teman yang cukup membuat kami berpikir mencari jawaban sependek pengetahuan kami plus mencari dari sumber lain.

Presentasi kelompok 2    LeMaRi Ibu Profesional
Anggota :
Prita Annisa Utami
Leti Nuraini
Maya Dewi Kurniasari

Moderator : Prita Annisa Utami
Pemateri : Leti Nuraini
Notulis : Maya Dewi Kurniasari

FITRAH SEKSUALITAS ANAK



Pertanyaan:
1. Teh Neneng Novi:
“Bagaimana menyikapi orang dewasa yang sudah terlanjur menyimpang dari fitrah seksualnya?”

Jawaban:
Jika sudah mengalami penyimpangan seksual, ada beberapa hal yang perlu digali dulu inti masalahnya, salah satunya:
1. Menggali dulu inti masalahnya, misalnya :
- Pola asuh --> bagaimana kedekatan ortu dan anak pada usia di bawah 7 tahun.
- Apakah ada traumatik masa kecil? jika ada, obati dulu trauma nya.
2. Bisa dilakukan terapi behaviour dan konseling keluarga. Terapi dan konseling ini bisa dilakukan bersama ahli, misalnya bersama psikolog.
3. Kerjasama dari berbagai pihak, yaitu keluarga, lingkungan dan ahli untuk meluruskan penyimpangan ini

.....

2. Teh Peppy Febriandini:
“Terkait media edukasi, saya terpikir untuk menggunakan kegiatan berkisah dan read aloud sebagai salah satu media. Nah, saat saya searching judul buku cerita yang menunjang saya menemukan sebuah buku yang katanya children book yang berjudul "Mommy Laid an Egg" dimana di dalamnya terdapat ilustrasi tokoh ayah & ibunya sedang melakukan hubungan intim.
Bagaimana tanggapan teteh2 mengenai buku ini?”

Jawaban:
Menurut pendapat kelompok kami, ilmu tentang seks sangat penting dan harus disampaikan kepada anak2 kita sesuai dengan tingkatan umurnya. Pada usia 2-7 tahun,anak harus mengerti mengenai tubuhnya,jenis kelaminnya dan perbedaan alat kelamin laki laki dan perempuan juga fiqih mengenai bersuci. Setelah usia 7-10 tahun ke atas, anak boleh di ajarkan mengenai sperma,mandi basah dan mandi wajib..

Pada link youtube yang di share, kami sempat melihat..pelajaran seks education spt itu cocok untuk diajarkan anak di atas 10 tahun karna ada beberapa anak yang sudah menjalani masa pubertas sehingga sangat penting pendidikan seksualitas seperti itu diajarkan sehingga mereka tidak terjerumus dlm pergaulan bebas. Namun tentu saja harus dengan pembekalan ilmu agama juga sehingga mengerti mana yang haram mana yang halal

.....

3. Teh Lisna:
“Bagaimana pandangan dari Lemari Ibu Petualang mengenai maraknya  LGBT dan transgender jika dikaitkan dengan materi yang telah disampaikan ?”
Jawaban:
Kemungkinan, penyimpangan seksual tersebut terjadi karena pendekatan yang kurang maksimal di setiap tahapan usia, yang membuat anak bingung dengan gendernya.
Kita pun pernah mendengar istilah fatherless generation, dimana sebuah keluarga hidup tanpa ayah. Dan tanpa ayah disini bukan fisik, melainkan jiwa. Sehingga anak mencari sosok ayah di tempat yang lain, yang seringkali tidak tepat

.....

4. Teh Ninik
“Berhubungan dengan yg ke 5 ini teh... gimana solusinya bagi keluarga yang ekonomi nya agak kurang dan mereka ngontrak hanya 1 kamar?”

Jawaban:
Jika kondisi rumah yg seperti ini, ortu bisa membuat sekat2 pada rumah tersebut, agar tetap ada pemisahan tempat tdr teh.

.....

5. Teh Juli
“Teteh mau bertanya 🙋♀Apakah fitrah seksualitas tetap bisa di bangkitkan pada anak2 yang berada di panti asuhan atau yang boarding school, odan apakah ada perbedaan fitrah seksualitas yg tumbuh karena kedekatan dengan orangtua dan yang tumbuh selain dengan orangtua”

Jawaban:
Jawabannya bisa, asalkan ada peran/sosok ayah dan ibu yg bisa dijadikan modeling utk anak2 di panti asuhan atau yg boarding school. Inti dr fitrah seksual yg tumbuh dgn optimal, yaitu keluarga yg berperan sesuai dgn peran dan tugasnya.
Tambahan..Rasulullah pun tidak pernah kehilangan sosok keibuan dan kebapakannya sampai akil baligh. Pada waktu kecil dengan ibu dan  kakeknya Abdul Mutholib dan ketika menjelang akil balig dengan pamannya dan bibinya.. sehingga peran ibu dan ayah tetap ada walaupun tidak keluarga kandung.

.....

Closing Statement
Memaksimalkan diri untuk mendidik anak adalah satu-satunya yang bisa kita lakukan.
Kita tidak bisa memungkiri adanya hal tidak baik diluar sana, kita tak bisa cegah hal itu terjadi. Tapi, kita BISA memberikan imun untuk anak kita, agar kuat menghadapi dunia. ♥

Salam Ibu Profesional

Prita Annisa Utami

#Tantangan10Hari
#FitrahSeksualitas
#Day1
#LearningByTeaching


#BundaSayangSesi11

No comments:

Post a Comment